Istilah “impedansi” dalam audio system mengacu pada hambatan listrik yang dihadirkan perangkat ke sinyal audio. Tingkat impedansi menentukan berapa banyak arus yang akan mengalir melalui sistem dan berapa banyak daya yang diperlukan untuk menggerakkan sinyal. Memahami tingkat impedansi yang berbeda penting untuk menghubungkan dan mengoptimalkan kinerja peralatan audio.
- Low-impedance (Lo-Z): Sinyal low-impedance biasanya sekitar 4-8 ohm dan sering digunakan oleh mikrofon dalam pengaturan live. Alasannya, mikrofon menghasilkan sinyal tingkat sangat rendah yang perlu diperkuat sebelum dapat digunakan dengan komponen audio lainnya. Dan karena sinyal impedansi rendah lebih mudah untuk diperkuat, mereka kurang rentan terhadap noise dan interferensi dibandingkan dengan sinyal impedansi tinggi. Namun, mereka lebih rentan terhadap kehilangan sinyal karena hambatan kabel. Ini karena sinyal dengan impedansi rendah memiliki impedansi yang lebih rendah dan oleh karena itu diperlukan lebih banyak arus untuk menggerakkan sinyal. Ketika sinyal impedansi rendah melewati kabel, sebagian energi sinyal hilang karena hambatan kabel. Ini dikenal sebagai kehilangan kabel. Kerugian kabel sebanding dengan panjang kabel dan resistansi kabel, dan meningkat seiring dengan peningkatan arus yang melalui kabel. Sinyal impedansi rendah banyak digunakan dalam sistem audio profesional, dan sebagian besar preamp mikrofon dan konsol mixing dirancang untuk bekerja dengan sinyal impedansi rendah. Dan pada gilirannya, hal ini mempermudah interkoneksi berbagai komponen dalam sistem dan memberikan kinerja yang lebih konsisten dibandingkan dengan sistem yang menggunakan sinyal impedansi tinggi.
- Impedansi Tinggi (Hi-Z): Sinyal impedansi tinggi biasanya sekitar 1 M ohm dan paling sering digunakan dengan instrumen seperti gitar listrik dan bass. Ini karena gitar dan bass elektrik dilengkapi dengan pickup impedansi tinggi yang menghasilkan sinyal impedansi tinggi dan sinyal impedansi tinggi diperlukan untuk mempertahankan nada dan karakter unik dari pickup instrumen. Sinyal dengan impedansi tinggi kurang rentan terhadap kehilangan sinyal pada kabel yang panjang dibandingkan dengan sinyal dengan impedansi rendah, karena sinyal dengan impedansi tinggi membutuhkan lebih sedikit arus untuk menggerakkan sinyal. Namun, sinyal impedansi tinggi lebih rentan terhadap noise dan interferensi dibandingkan dengan sinyal impedansi rendah. Ini sangat penting di lingkungan yang bising seperti konser live dan studio rekaman. Sebagian besar amplifier gitar dan pedal efek juga dirancang untuk bekerja dengan sinyal impedansi tinggi, membuatnya lebih mudah untuk menghubungkan berbagai komponen dalam rig gitar.
- Line-level: Line-level signal biasanya sekitar 10 k ohm dan digunakan untuk menghubungkan komponen audio seperti preamp, equalizer, dan power amplifier. Mereka juga kadang-kadang disebut sebagai sinyal level “profesional” dan biasanya digunakan di studio dan sistem penguatan suara profesional.
- Phono: Sinyal phono sekitar 47 k ohm dan digunakan dengan turntable untuk memutar piringan hitam. Dan karena sinyal phono juga merupakan sinyal level rendah, mereka memerlukan preamp untuk menaikkan sinyal ke level saluran sebelum dapat digunakan dengan komponen audio lainnya.
Kesimpulannya, tingkat impedansi yang berbeda memiliki tujuan yang berbeda dan digunakan dalam berbagai jenis audio system. Memahami tingkat impedansi komponen audio, penting untuk memastikan bahwa sistem kalian diatur dengan benar dan bekerja secara optimal.