Modeling amp gitar dan efek keduanya adalah perangkat yang digunakan untuk memodifikasi suara gitar, tetapi keduanya berbeda dalam pendekatan dan fungsinya.
Modeling amp, adalah perangkat yang mengemulasi suara dan karakteristik amplifier, kabinet, dan efek yang berbeda, semuanya dalam satu unit. Pada dasarnya, ini adalah perangkat digital yang menciptakan kembali suara peralatan analog klasik, seperti ampli dan efek vintage, dan memberi gitaris fleksibilitas untuk beralih di antara suara yang berbeda secara real-time. Pemodel amp biasanya menggunakan pemrosesan sinyal digital (DSP) untuk membuat ulang karakteristik ampli dan efek yang berbeda, tetapi mereka melakukannya dengan tujuan mencapai suara analog yang hangat.
Di sisi lain, efek gitar adalah perangkat yang mengubah suara gitar dengan cara tertentu. Efek dapat mencakup distorsi, delay, reverb, chorus, flanger, phaser, dan banyak lagi. Efek gitar dapat berupa pedal individu yang dicolokkan ke rantai sinyal gitar, atau dapat berupa fitur built-in dari ampli.
Perbedaan antara modeling dan efek terletak pada pendekatan mereka terhadap modifikasi suara. modeling amp dirancang untuk meniru suara ampli tertentu, sedangkan efek memodifikasi suara dengan cara tertentu. Modeling amp biasanya lebih serbaguna dan memberikan jangkauan suara yang lebih luas, sedangkan efek seringkali lebih spesifik dalam suara yang dihasilkannya.
Perbedaan lainnya adalah bahwa modeling amp memberikan pendekatan yang lebih holistik untuk pembentukan nada, karena mereka menciptakan kembali suara ampli lengkap dan rig kabinet. Sebaliknya, efek individu menawarkan pembentukan nada yang lebih spesifik dan terfokus. Modeling amp biasanya menawarkan berbagai model amp dan kabinet, sedangkan pedal efek menawarkan efek yang lebih spesifik, seperti jenis distorsi, paduan suara, atau penundaan tertentu.
Metode Modeling yang berbeda-beda
Ada beberapa metode modeling amp, masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. Berikut adalah beberapa metode modeling amp yang paling umum:
1. Digital Signal Processing (DSP) Modeling: Metode ini menggunakan algoritme digital untuk membuat ulang suara amplifier atau efek. Pemrosesan sinyal digital menganalisis sinyal analog asli dan menerapkan algoritme matematika untuk membuat ulang suara amp atau efek. Metode ini umumnya digunakan dalam unit perangkat lunak dan perangkat keras, termasuk ampli digital dan prosesor multi-efek. Keuntungan dari metode ini adalah dapat menghasilkan berbagai suara, dan mudah untuk memperbarui dan meningkatkan perangkat lunak. Namun, beberapa pemain merasa bahwa suara yang dihasilkan oleh pemodelan DSP bisa terdengar terlalu digital atau sintetik.
Contoh Digital Signal Processing (DSP) Modeling:
- Prosesor multi-efek Line 6 Helix
- Fractal Audio Axe-Fx III digital preamp/prosesor FX
- Pedal multi efek Boss GT-1000
2. Component Modeling: Metode ini mirip dengan pemodelan DSP, tetapi memodelkan masing-masing komponen amp atau efek, seperti preamp, power amp, dan speaker, secara terpisah. Masing-masing komponen kemudian digabungkan untuk membuat model amp atau efek yang lengkap. Metode ini dapat menghasilkan suara yang lebih akurat dan realistis daripada pemodelan DSP, tetapi memerlukan daya pemrosesan yang lebih besar dan dapat lebih sulit untuk diprogram.
Contoh Pemodelan Komponen:
- Profiler ampli digital Kemper Profiler
- Perangkat lunak Positive Grid Bias Amp 2
- Two Notes Torpedo Captor X loadbox/DI dengan model amp/cab
3. Neural Modeling: Metode ini menggunakan kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin untuk memodelkan suara amp atau efek. Sistem mempelajari karakteristik amp atau efek asli dan membuat model yang dapat mereproduksi suaranya. Metode ini relatif baru dan digunakan di beberapa amp dan plugin pemodelan. Keuntungan dari metode ini adalah dapat menghasilkan suara yang lebih akurat dan realistis daripada metode pemodelan lainnya, tetapi membutuhkan banyak daya pemrosesan.
Neural Modeling:
- Neural DSP Archetype: Nolly plugin
- Headrush Gigboard pemodelan amp dan prosesor efek
- Amp latihan pemodelan Grid Spark Positif
4. Physical Modeling: Metode ini menggunakan persamaan matematika untuk memodelkan properti fisik dari amp atau efek, seperti cara gelombang suara merambat melalui sirkuit. Metode ini dapat menghasilkan suara yang sangat akurat dan realistis, tetapi memerlukan banyak daya pemrosesan dan dapat lebih sulit untuk diprogram.
Physical Modeling:
- Yamaha THR modeling practice amp series
- IK Multimedia AmpliTube 5 software
- Avid Eleven Rack guitar preamp/FX processor
5. IR (Impulse Response) Modeling: Metode ini menggunakan file audio digital yang menangkap suara amplifier atau kabinet tertentu. File audio, yang dikenal sebagai respons impuls, kemudian dimuat ke pemuat IR atau plugin untuk membuat suara amp atau kabinet asli. Keuntungan dari metode ini adalah dapat menghasilkan suara yang sangat akurat dan realistis, tetapi terbatas pada amp atau kabinet tertentu yang direkam.
IR (Impulse Response) Modeling:
- Mooer Radar speaker simulator/IR loader
- Celestion Impulse Responses library
- Two Notes Torpedo Wall of Sound III plugin
Singkatnya, Modeling amp adalah perangkat yang membuat ulang suara berbagai amp dan efek dalam satu unit, dengan tujuan mencapai suara seperti analog. Sebaliknya, efek memodifikasi suara gitar dengan cara tertentu, seperti dengan menambahkan distorsi, delay, atau reverb. Pemodel analog menawarkan lebih banyak keserbagunaan dan jangkauan suara yang lebih luas, sedangkan pedal efek menawarkan pembentukan nada yang spesifik dan terfokus.